Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh promosi penjualan pada perilaku membeli di kalangan mahasiswa. Secara khusus, Universitas Putra Malaysia (UPM) telah dipilih sebagai lokasi studi. Sebanyak 150 responden direkrut dengan menggunakan teknik sampling sistematik acak. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner diadministrasikan diri. Studi ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara gender dan perilaku pembelian (t = 1,569, p> 0,05). Di sisi lain, ada perbedaan yang signifikan pendapatan bulanan keluarga dan perilaku pembelian (F = 2,597, p ≤ 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap diskon harga (r = 0,351, p ≤ 0,01), kupon (r = 0,392, p ≤ 0,01), sampel bebas (r = 0,491, p ≤ 0,01) dan "buy-satu-get-satu -bebas "(r = 0,456, p ≤ 0,01) dengan membeli perilaku. Hasil Regresi Berganda hirarkis menemukan bahwa sampel bebas dan membeli-satu-get-satu-bebas menjelaskan varians 28,7% dalam membeli perilaku responden. Temuan penelitian ini akan membantu pemasar untuk memahami jenis promosi yang secara signifikan mempengaruhi perilaku pembelian responden. Oleh karena itu, ini bisa membantu pemasar dalam perencanaan pemasaran mereka untuk menjadi lebih kompetitif dan laba keuntungan.
Kesimpulan
Promosi penjualan memainkan peran penting dalam program pemasaran pemasar dan pengecer. Sebagian besar penjualan pemasar 'yang dibuat pada promosi. Situasi ini tampaknya menjadi saat krisis keuangan dan penurunan ekonomi yang terjadi pada tahun 2008. Para pemasar lebih suka menggunakan berbagai alat promosi untuk konsumen menawarkan bujukan ekstra untuk membeli produk mereka daripada iklan di media klasik. Hal ini didukung oleh penelitian dari Cuizon (2009) yang menyatakan bahwa promosi penjualan tidak hanya efektif dalam mencapai penjualan jangka pendek karena mereka juga lebih efektif biaya dibandingkan dengan alat komunikasi pemasaran terpadu seperti iklan. Kesimpulannya, sikap konsumen terhadap alat promosi yang berbeda pada perilaku pembelian yang menguntungkan. Ini menunjukkan bahwa penjualan alat-alat promosi adalah suplementer atau pelengkap untuk bisnis yang ada sebagai strategi pemasaran tambahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pembelian konsumen termotivasi oleh beberapa jenis faktor, termasuk sosial-demografi, alat-alat promosi seperti diskon harga, kupon, sampel bebas dan "buy-satu-get-satu-bebas". Selain itu, kerangka kerja ini memberikan wawasan baru ke dalam pemahaman tentang bagaimana siswa UPM menanggapi berbagai alat promosi yang ditawarkan oleh pemasar dan dampak pada perilaku pembelian mereka, yang mungkin penting bagi pemasar untuk memanfaatkan strategi pemasaran akurat untuk mempromosikan produk.